LMITD

Launching Buku Sejarah Kemahasiswaan IPB dalam Rangka Dies Natalis IPB ke 60

Museum

Launching Buku Sejarah Kemahasiswaan IPB dalam Rangka Dies Natalis IPB ke 60

 

Mahasiswa memiliki peran krusial dalam perjalanan IPB University dari masa lalu hingga sekarang. Untuk melihat kembali perjuangan para mahasiswa IPB dari masa ke masa, maka IPB University menyelenggarakan acara bertajuk “Refleksi 60 tahun Kemahasiswaan IPB: Membangun Generasi Techno-sociopreneur Leader” pada Rabu, 20 Desember 2023 bertempat di Auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan IPA (FMIPA) IPB University.

Dalam acara ini, rektor IPB, Prof. Arif Satria dan Prof. Dr. Syafrida Manuwoto selaku penulis utama buku “Sejarah Kemahasiswaan IPB” hadir sebagai narasumber untuk berbicara mengenai refleksi perjuangan mahasiswa di hadapan para civitas akademika IPB.

Prof. Dr. Syafrida Manuwoto memaparkan perihal perjalanan kemahasiswaan IPB University dari masa ke masa secara kronologis berdasarkan perspektif sejarah yang terdiri atas tiga bagian, yakni sejarah gerakan mahasiswa, regulasi pembinaan dan pengembangan organisasi kemahasiswaan (ormawa), dan lahirnya organisasi-organisasi di IPB University dari waktu ke waktu.

“Beragam prestasi membanggakan telah berhasil diraih oleh kemahasiswaan IPB University, termasuk penghargaan Abdidaya Ormawa selama tiga tahun berturut-turut. Prestasi tersebut mencerminkan fokus utama pada pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang sudah melekat dan menjadi bagian dari sebuah identitas para civitas akademika IPB University,” ujar Prof. Dr. Syafrida Manuwoto.

Dalam buku Sejarah Kemahasiswaan IPB terdapat catatan masa lalu terkait dengan kehidupan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi, khususnya IPB University. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kembali periode sebelum IPB didirikan, melewati masa pemerintahan Orde Baru (Orba), hingga zaman sekarang.

“Salah satu tujuan melihat sejarah kemahasiswaan dari waktu ke waktu adalah untuk memahami identitas mahasiswa sebagai individu, sebagai bagian dari komunitas IPB University, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warga negara. Semangat perjuangan perlu ditanamkan dalam pengembangan kemahasiswaan IPB University yang telah melampaui usia 60 tahun,” tuturnya.

Pemaparan Prof. Syafrida Manuwoto mengenai identitas mahasiswa menjadi semakin lengkap dengan hadirnya Prof. Dr. Arif Satria “membangun generasi technosociopreneur-leader“. Menurut Prof. Dr. Arif Satria, penyusunan buku Sejarah Kemahasiswaan IPB merupakan sebuah hal yang sangat penting sebab buku inilah yang menjadi landasan untuk merancang Museum dan Galeri IPB Future. Beliau menuturkan bahwa dengan meninjau kembali catatan sejarah dapat berpotensi untuk memantik semangat mahasiswa untuk semakin mengembangkan masa kini dan menentukan proyeksi terhadap masa depan, serta menginspirasi mereka untuk terlibat aktif dalam organisasi kemahasiswaan global.

 

Sebagai pelaku sejarah aktivis kemahasiswaan, Prof. Dr. Arief Satria hadir untuk memaparkan pengalaman nyata perjuangan seorang mahasiswa sebagai Powerfull Agile Learner. Semangat untuk berkontribusi terhadap perkembangan organisasi mahasiswa sudah muncul sejak ia mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa semester tiga IPB University. Hal ini kemudian terealisasikan dengan keberhasilannya merintis ormawa International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS). Kesuksesan Prof. Dr. Arif Satria dalam merintis karier di ormawa internasional merupakan sebuah upaya yang didasari oleh niatnya untuk mengukir dan membangun tonggak sejarah baru sebagai mahasiswa.

“Buatlah legacy, buatlah foot-print, buatlah sejarah-sejarah baru supaya dapat menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama” pesan Prof. Dr. Arif Satria kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut.

Rektor IPB University ini menuturkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam proses demokrasi menjadi sangat krusial sebab di dalamnya terdapat orang-orang terdidik yang memiliki informasi yang lengkap. Prof Dr. Arif Satria juga menyoroti perlunya kematangan demokrasi dan menyatakan bahwa mahasiswa perlu dilengkapi dengaketerampilan techno-sociopreneur untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat. Ia meramalkan bahwa dalam 20 tahun ke depan, Indonesia masih membutuhkan variasi demokrasi, dan salah satunya dapat dimulai dengan keterlibatan organisasi mahasiswa.

Untuk mendukung hal ini, Prof. Dr. Arif Satria menyebut bahwa kebijakan kurikulum K2020 telah dibentuk. Kurikulum ini memasukkan organisasi mahasiswa (ormawa) sebagai bagian integral dari kurikulum dan learning outcome. Dengan demikian, diharapkan bahwa lulusan akan memiliki sifat sebagai pemimpin dan mencapai prestasi luar biasa dalam memperkuat demokrasi dan membangun masyarakat.

Dalam acara ini juga diadakan peluncuran buku berjudul Sejarah Kemahasiswaan karya Prof. Syafrida Manuwoto yang telah direvisi melalui penambahan epilog. Epilog ini memuat catatan mengenai perubahan paradigma pembinaan kemahasiswaan yang mengintegrasikan multiaktivitas dan sejalan dengan konsep MBKM, serta menggabungkan antara akademik dan kemahasiswaan yang berfokus membangun karakter mahasiswa yang unggul.

Kesimpulan Prof Drh Deni Noviana

Sebagai penutup, Prof. Drh. Deni Noviana, PhD, DAiCVIM, selaku Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini sekaligus mengajak mahasiswa untuk terus berkarya dan berprestasi melalui lima kegiatan pembinaan kemahasiswaan sehingga dapat menghasilkan mahasiswa sebagai generasi muda yang berjejaring, berwirausaha, berdaya, berprestasi, dan bertalenta unggul.