LMITD

Museum dan Galeri IPB Future Lakukan Studi Tiru ke Yogyakarta 

Museum

Museum dan Galeri IPB Future Lakukan Studi Tiru ke Yogyakarta 

Dalam rangka pengembangan kuratorial dan tata pamer, Museum dan Galeri IPB Future melakukan studi tiru ke Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 Juli 2024 dengan rombongan sejumlah 13 orang. Yogyakarta dipilih sebagai lokasi studi tiru karena erat kaitannya dengan pendidikan, budaya, dan sejarah. Selama tiga hari di Yogyakarta, para staf Museum dan Galeri IPB Future berkelana ke empat lokasi. Mulai dari Museum Ullen Sentalu, Museum Universitas Gadjah Mada (UGM), Diorama Arsip Yogyakarta, hingga Museum Sonobudoyo. 

Rombongan studi tiru tim Museum dan Galeri IPB Future berfoto bersama di depan area Skriptorium Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta.

Rombongan Museum dan Galeri IPB Future memulai kegiatan studi tiru dengan mengunjungi Museum Ullen Sentalu. Museum yang berlokasi sekitar 7 kilometer dari Gunung Merapi ini menampilkan koleksi-koleksi mengenai sejarah kebudayaan Jawa termasuk Kesultanan Yogyakarta. Kunjungan tim studi tiru Museum dan Galeri IPB Future diterima oleh edukator Museum Ullen Sentalu, Isti Yunaida dan Jonathan Haryono sebagai kurator junior. 

Selama lebih kurang 2 jam menyusuri kawasan Museum Ullen Sentalu, rombongan mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai tata cara edukasi, kuratorial benda pamer, dan tata pamer koleksi museum. Setelah tour berakhir, tim Museum Ullen Sentalu memberikan kudapan khas Beukenhof Restaurant (restoran milik Museum Ullen Sentalu) kepada rombongan sembari diskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan museum. 

Prosesi penyerahan cinderamata oleh Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A. (Ketua Pengelola Museum UGM) dan Dr. Syafitri Hidayati (Asisten Bidang Arsip Digital dan Pengelolaan Museum IPB).

Siang menuju sore hari rombongan berkunjung ke Museum UGM yang terletak di Kompleks Blok D-6 & D-7 Universitas Gadjah Mada. Dulunya museum ini sempat digunakan sebagai rumah masa kecil mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Kedatangan rombongan Museum dan Galeri IPB Future disambut dengan hangat oleh para tim Museum UGM. Kunjungan ini menjadi penting bagi rombongan Museum dan Galeri IPB Future guna meningkatkan jejaring dengan museum perguruan tinggi lainnya di Indonesia. 

Selain itu, rombongan juga belajar banyak mengenai tata pamer, registrasi, dan konservasi koleksi. Dwipa Daru selaku kurator Museum UGM memberikan lembar formulir registrasi benda pamer yang berguna untuk mendata kepemilikan koleksi museum. Sama halnya dengan Dwipa, konservator Museum UGM, Viki Muhaimin juga memberikan insect trap untuk menangkap serangga yang dapat berpotensi merusak kualitas benda pamer. Sebelum berpamitan, Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A. selaku Ketua Pengelola Museum UGM dan Dr. Syafitri Hidayati selaku Asisten Bidang Arsip Digital dan Pengelolaan Museum IPB saling memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan untuk kedua instansi. 

Kunjungan studi tiru tim Museum dan Galeri IPB Future ke Diorama Arsip Yogyakarta.

Setelah menjelajah kawasan Sleman di hari pertama, rombongan Museum dan Galeri IPB Future melanjutkan perjalanan ke kawasan Bantul dan Kota Yogyakarta. Diorama Arsip Yogyakarta menjadi destinasi berikutnya. Selaras dengan namanya, Diorama Arsip Yogyakarta menampilkan arsip-arsip mengenai sejarah panjang Yogyakarta mulai dari era Panembahan Senopati hingga yang terkini. 

Instansi yang dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY ini menampilkan beragam koleksi arsip. Mulai dari arsip tekstual, arsip foto, arsip audiovisual, dan sejarah lisan yang dipadukan dengan unsur teknologi sehingga dapat memberikan sajian yang informatif dan edukatif bagi para pengunjung. Kunjungan yang berlangsung selama 90 menit ini mampu memberikan insight baru bagi para rombongan tim studi tiru Museum dan Galeri IPB Future, utamanya terkait dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran sejarah. 

Rombongan tim studi tiru Museum dan Galeri IPB Future sedang mengamati koleksi di Museum Sonobudoyo bersama dengan Fikri M. Ghazi (baju batik merah) selaku edukator Museum Sonobudoyo.

Destinasi terakhir adalah Museum Sonobudoyo. Museum ini didirikan pada tahun 1934 oleh Java Instituut dan diresmikan pada tanggal 6 November 1935 oleh Sultan Hamengkubuwono VIII. Keunggulan dari Museum Sonobudoyo terletak pada kekuatan dalam pelestarian koleksi. Fikri M. Ghazi selaku edukator Museum Sonobudoyo mengatakan bahwa museum yang berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan DIY ini memiliki lebih dari 60.000 koleksi. Sekitar 1.000 koleksi ditampilkan di ruang pamer tetap. Sementara koleksi lainnya berada di storage museum. 

Kedatangan rombongan Museum dan Galeri IPB Future ke museum ini adalah untuk belajar terkait pemanfaatan teknologi sebagai media pengembangan museum. Tour berlangsung selama 90 menit dan diakhiri dengan mengunjungi Gedung Hasta Brata, sebuah gedung baru Museum Sonobudoyo. Gedung ini menampilkan berbagai wahana interaktif yang memadukan unsur sejarah dengan teknologi sehingga belajar sejarah terasa lebih menyenangkan.